Jangan Abaikan Sakit Gigimu!

Pagi ini saya menikmati pagi dengan baca artikel-artikel di sini. Kebetulan, saya nemu artikel tentang seseorang bernama Kyle Willis yang meninggal dunia akibat tidak mengobati sakit giginya. Saya tertarik ingin membahas pengalaman saya yang berkaitan dengan berita tersebut sekaligus share di sini. Saya sendiri juga pernah mengalami serentetan pengalaman sakit gigi waktu kecil hingga puncaknya saya harus menjalani perawatan saluran akar untuk gigi geraham atas yang akar-akarnya sudah dinyatakan mati oleh dokter. 

Saya orangnya dulu emang cukup tidak terlalu care dengan rutinitas sikat gigi sebelum tidur. Kalau udah ngantuk, pasti segera nempel di kasur dan terlelap. Walaupun sudah bolak-balik kamar mandi kalau kebelet ke belakang, tapi tetap aja saya nggak ada niatan buat menggosok gigi. Nah, saya baru tobat dan mulai rajin sikat gigi setelah mengalami sakit gigi luar biasa yang bikin aktivitas saya terganggu tiga tahun yang lalu. Gigi geraham atas saya berlubang dan mulai nyeri nyut-nyutan. Beruntung mama waktu itu berkunjung ke Jakarta sehingga saya bisa ngadu ke mama mengenai gigi geraham yang bolong itu. Segeralah saya dan mama pergi ke RS RESTU (berhubung saya cuma tau rumah sakit itu karena dulu pernah pergi sama papa bongkar buat "isi" telinga ;p). Tapi, sayangnya, tambalannya kurang oke, jadi nggak sampai dua minggu tambalan di gigi saya menipis trus gigi saya sakit lagi.

Karena males ke dokter gigi lagi (karena nggak tau dokter gigi yang yahut harga dan kualitasnya di Jakarta) saya biarin aja tuh gigi geraham sampai kira-kira 3 bulanan dengan kondisi bolong yang tak tertutup rapih. Saya baru merasa menyesal telah mengabaikan gigi geraham itu ketika saya berkunjung kedua kalinya ke dokter gigi langganan mama di "Klinik Gigi" di Jalan Veteran, Padang saat pulang liburan. Gigi saya yang seminggu sebelumnya sudah ditambal baru oleh dokter ngilu luar biasa dan bikin kepala saya sakit. Selain itu juga bikin pipi kiri - agak dekat hidung - bengkak ketika ditekan. Saya langsung balik lagi ke dokter gigi langganan buat lapor dan membongkar hasil tambalan tersebut. Setelah di'kerjain' ulang dan gigi saya dilihat dan dipelajari kembali oleh dokternya, saya dijatuhi vonis bahwa gigi saya tidak bisa ditambal biasa dan harus ke dokter spesialis buat menjalani perawatan saluran akar. Oke, perawatan saluran akar, btw itu kayak mana ya?

Awalnya respon saya terhadap vonis sang dokter biasa-biasa aja, oh palingan dirawat lebih intens dibandingin ditambal biasa, begitu pikir saya. Eh tapi, begitu baca-baca artikel di internet mengenai PSA (Perawatan Saluran Akar), hati saya langsung menciut. Berobatnya nggak mungkin sekali datang, rata-rata begitu yang saya baca. Namanya juga perawatan, jadi harus beberapa kali datang buat menjalani berbagai prosedur yang berbeda di setiap kunjungan ke dokter. Yang bikin saya menelan ludah dan berpikir keras, biaya yang dikeluarkan setiap kunjungan PSA ini nggak sedikit ternyata, bisa sampai jutaan kata orang-orang yang pernah menjalaninya. Saya langsung lemes, profesi saya yang masih mahasiswa dengan tiga adek yang butuh biaya buat pendidikan juga bikin pikiran saya bercabang kemana-mana buat nyari duit nombokin pengobatan geraham mati saya ini. Ada pilihan lain juga sih, dan benar-benar pilihan terakhir kayaknya, yaitu, geraham tersebut dicabut aja. Tapi, saya takut setengah mati ngelakuin option itu karena setelah baca-baca di internet juga sebaiknya kalau gigi di bagian atas itu jangan dicabut kalau bolongnya udah parah karena kalau salah cabut dan mencederai sarah penting di kepala dapat mengakibatkan kematian! Serem banget dengernyaaa, apalagi ngebayangin terjadi pada saya. Ampuuun ya Rabb!

Jadi, saya cuman bisa manggut-manggut begitu dokternya kasih penjelasan kalau gigi geraham saya itu sudah parah lubangnya dan sudah kena ke akar giginya.

bersambung...

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Ngurus SKCK di Kota Padang

Kartu Kehadiran Seminar Skripsi

Sweet Marriage Proposal I love :)