Jodoh?

Bicara perkara jodoh rasanya nggak bisa jauh-jauh dari bicara masalah pasangan hidup. Dalam pemahaman saya saat ini, jodoh adalah pria yang menikah dan setia mengarungi bahtera rumah tangga dengan saya sampai mati. Itulah jodoh saya. Ngomong-ngomong masalah jodoh ini, saya semakin penasaran aja dengan jodoh yang telah ditetapkan Allah untuk saya sejak masih di dalam perut mama. Memang ya, perkara rezeki, maut, dan jodoh adalah perkara Ilahi, tidak ada satu orang manusia pun mengetahuinya. Namun, rasa penasaran saya makin besar kala umur makin nambah alias jatah hidup di dunia berkurang. Beuh!

Saya mulai diliputi kekhawatiran semenjak teman-teman saya banyak yang memutuskan menikah dan mulai membina rumah tangga baru. Dalam pikiran saya Kok mereka cepet bener ya mutusin buat nikah? Udah siap lahir batin banget pasti tuh, atau Eh gilak, yakin banget ya yang dinikahinya itu adalah jodohnya. Hmmm... hmmm... lantas jodoh saya siapa ya? Saya ntar ketemu kapan ama dia? Ketemunya di mana? Udah kenal sebelumnya atau nggak ya? Nikahnya kapan? Kapan? KAPAN?" Tiba-tiba saya muram dan mulai merasa iri dan sedih. Teman-teman saya banyak yang sudah memiliki tambatan hati sedangkan saya tidak pernah punya. Jika pun saya suka ke seorang keturunan Adam, saya tidak pernah berhasil mengembangkannya menjadi hubungan yang lebih dari teman. Mmm... mungkin dengan cara itu Allah menjaga saya? Insya Allah deh. Saya ngaku, untuk urusan asmara, saya minim pengalaman.

Saya jadi khawatir dengan hubungan percintaan saya dengan seorang lelaki kelak. Saya takut mengecewakan lelaki saya dan membuatnya sedih sekaligus karna kecewa menjalin cinta dengan saya. Bisakah ia bisa menerima segala kekurangan saya seperti saya yang juga akan berusaha menerima segala kekurangannya? Saya kan juga bercita-cita menjadi istri yang salihah buat suami saya kelak. Alasannya tentu saja untuk meraih ridho Ilahi dan mendapatkan surganya. Amin, amiiin... :))

Ah, intinya, saya galau masalah jodoh ini. Saya concern banget dengan masalah ini karna ini menyangkut masa depan anak-anak saya kelak. Saya ingin memberikan semua hal terbaik buat anak-anak saya kelak. Tentu saja hal itu dapat dimulai dari sekarang dengan telaten dan serius mencari ayah yang baik buat mereka. :D Tapi, itu semua kembali pada diri saya sendiri juga ya, seperti artikel yang saya baca di sini, yaitu:
Kisah gadis Bani Ma’zhum itu juga memberikan nasihat pada manusia di zaman setelahnya, bahwa jodoh merupakan amanah Allah. Amanah yang hanya akan diberikan pada seseorang yang dianggap telah mampu memikulnya kerana amanah merupakan sesuatu yang harus dipelihara dengan baik dan dipertanggungjawabkan. Manakala kita belum dikurniai amanah jodoh oleh Allah, mungkin belum waktunya untuk kita memikul amanah tersebut. 
Sikap kita yang paling baik dalam hal ini adalah sentiasa bersangka baik (husnudzon) kepada-Nya. Kerena sesuatu yang kita cintai atau sesuatu yang kita anggap baik (jodoh) belum tentu baik bagi kita menurut Allah. Begitu pula sebaliknya sesuatu yang kita anggap buruk bagi diri kita belum tentu buruk menurut ilmu Allah. “Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu. Kamu tidak mengetahui sedangkan Allah Maha Mengetahui.” (QS. 2:216)
dan di sini, yaitu:
Maka bersibuk-sibuklah tuk perbaiki diri, sehingga ketika ia datang, engkau benar-benar telah siap menjadi jodoh terbaik yang Tuhan berikan kepada pasanganmu.
Semoga diri ini selalu belajar setiap hari dan memiliki akhlak yang cantik. Semoga dimudahkan dan dibimbing olehNya. Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Ngurus SKCK di Kota Padang

Kartu Kehadiran Seminar Skripsi

Sweet Marriage Proposal I love :)