Donor darah ke-4

Alhamdulillah, hari ini saya sehat dan bisa kembali mendonorkan darah sesuai niat awal (menjadi pendonor darah tetap sukarela). Kali ini saya mendonorkan darah di PMI DKI Jakarta yang beralamat di Jalan Kramat Raya no. 47 Jakarta Pusat. Berhubung saya naik Transjakarta dari arah Kampung Melayu, maka saya berhentin di halte Pal Putih dan jalan kaki sebentar en dikit buat nyampe ke gedung PMI-nya. Kali ini saya ditemani Dinny yang dengan murah hati mau menemani saya di wiken yang berbahagia ini :)). 

Pas masuk halaman kantor PMI, saya langsung nanya sama pak satpam kalau mau donor ke mana. Pak satpam langsung menunjuk gedung tepat di depan pintu masuk. Kita (saya dan Dinny) segera masuk ke dalam gedung yang dimaksud dan saya kembali bertanya pada resepsionis. Hehe, saya nanya mulu di sana, takut sotoy sih :p. Maklum aja, ini kali pertama saya bertandang ke PMI ibukota, jadi rada grogi.

Oleh resepsionis, saya disuruh mengisi formulir pendaftaran yang berisi keterangan diri yang diperlukan buat database pendonor di PMI seperti nama, tanggal lahir, alamat tempat tinggal, keterangan terakhir donor, riwayat penyakit, berat badan, dll. Formulir ini seperti yang juga ada di mobil donor darah itu, lho. Setelah diisi dengan benar dan lengkap, saya menyerahkan formulir pendaftaran tersebut berikut kartu donor ke bagian pendaftaran yang dijaga ibu petugas yang ramah dan murah senyum. Saya duduk di bangku yang disediakan dan menunggu ibu tersebut meng-entry data saya. Sesekali mata saya beredar ke sekeliling ruangan yang dipadati pengunjung. Rame banget yang mau donor hari ini, antrian tunggu periksa tensi-nya panjang benerrr. 

Setelah data saya di-entry, kemudian saya beranjak ke kursi ruang tunggu, antri menunggu giliran dipanggil buat cek kadar Hb dan golongan darah. Sesekli saya ngobrol-ngobrol dengan Dini dan sekali-sekali nonton tivi sambil celingak-celinguk liatin sekitar dan orang-orang yang akan mendonor. Yah, guna membunuh waktu :p. Kira-kira tiga puluh menit kemudian nama saya dipanggil. Kadar Hb dan golongan darah saya dicek di bagian pemeriksaan Hb oleh seorang bapak berbadan besar dan tegap. Hb saya untuk donor yang ke-4 ini adalah 12,9 gram, selisih 0,4 dari batas ambang dibolehkan mendonor (minimal 12,5 gram). Saya sedikit waswas karna takut ditolak, tapi Alhamdulillah..., untungnya enggak, jadi lega deh :D. Lalu saya dipersilakan ikut duduk bergabung dengan pengunjung lain yang mengantri dokter untuk cek tensi. Ada dua orang dokter untuk pemeriksaan tensi, masing-masing berada di ruangan dokter yang terpisah. Di sini, saya hanya duduk sendiri bersama pengunjung lain, Dinny menolak ikut.

Pas lagi liat-liat dan denger percakapan salah satu calon pendonor dengan ibu-ibu bagian pendaftaran, saya dapat info kalau hari Sabtu dan Minggu merupakan hari yang paling banyak pendonornya, jadi PMI agak sibuk dan rame. O begitu, pantesaaan... Emmm... keliatan sih. Mungkin karna hari senin sampai jumat, pendonor-pendonor masih sibuk ngantor ya jadi nggak sempat nyiapin fisik, mental, dan stamina ke PMI buat donorin darahnya, kayak alasan saya yang datang di hari Sabtu :)).

Nah, setelah nunggu beberapa menit, akhirnya nama saya dipanggil juga ke dalam ruang periksa dokter. Saya kebagian diperiksa di ruangan dokter 1. Di dalam ruangan sudah ada dokter wanita yang menyambut saya dengan senyum :D. Badan beliau kecil tapi cekatan, walaupun umur beliau sudah tak muda lagi. Tensi saya diukur dan alhamdulillah tekanan darah sistole saya 120/70, termasuk normal. Saya diminta menyumbangkan 350cc darah hari ini oleh dokternya. Saya setuju aja karna saya merasa sanggup mendonor segitu dan memang PMI lagi kekurangan stok darah AB.


Kemudian saya masuk ke ruangan pengambilan darah di bagian sebelah kiri ruangan dokter. Sudah ada beberapa pendonor tampak sedang diambil darahnya di dalam ruangan tersebut. Kalau saya tidak salah ingat, ada 10 kasur tersedia di bagian kiri ruangan pengambilan darah tersebut. Sedangkan di bagian sebelah kanan dari ruangan dokter 1 tadi, saya sempat melihat ada seorang bapak-bapak sedang melakukan donor apheresis (donor darah untuk komponen darah tertentu).

Saya menyerahkan kartu donor dan formulir-formulir lainnya ke petugas dan duduk menunggu. Pas saya duduk dan menunggu nama saya dipanggil, mata saya terpancang ke bagian tempat cuci lengan donor. Oh ya! saya harus nyuci dan mastiin lengan saya bersih dan steril dulu sebelum donor! Lupa deh, padahal udah nonton video step by step prosedur donor darah oleh PMI ini, tapi saya masih aja kelupaan :p. Maka saya bergegas ke sana dan mencuci bersih lengan kanan dan kiri saya lalu mengeringkannnya dengan mesin pengering dan dilap pake tissue biar benar-benar kering. Lalu, saya kembali duduk manis, menunggu. Aaah... hidup adalah sebuah penantian...


Setelah nunggu beberapa menit, nama sapa dipanggil oleh petugas pria. Saya ditanya lengan donornya sebelah kanan atau kiri. Karna saya lebih suka yang kanan maka saya bilang lengan kanan ke petugasnya. Saya berbaring di kasur yang berada di dekat pintu masuk. Di sebelah kanan saya liat udah berbaring mas-mas bergolongan darah B yang barengan sama saya waktu pemanggilan nama tadi. Petugasnya mendahulukan mas-mas tersebut karna melihat saya masih rempong dengan tas dan hape, hehe. Yasudah. Saya tungguin petugas tersebut mengambil darah mas-mas tadi sambil nonton tivi yang bahas bola sambil melipat lengan baju kanan saya.

Giliran saya tiba, lengan atas saya dibalut alat pengukur tensi dan mulai dipompa hingga tangan saya terasa diremukkan dan agak kebas. Petugas menanyai golongan darah saya kembali guna memastikan, kemudian tangannya udah sibuk mempersiapkan selang, jarum, dan kantong darah. Saya mulai mengatur nafas dan membaca basmalah. Semetara itu, petugas PMI membersihkan lengan donor saya dengan alkohol dan mulai mengarahkan jarum ke sana. Nyeeessss... tusukan jarumnya menghasilkan sensasi ngilu.

Alhamdulillah, darah saya segera langsung mengalir lancar ke kantong darah yang berada di bawah meja sebelah ranjang. Pas saya nengok ke lengan kanan, ngecek tempat jarum menempel, saya agak kaget karna petugasnya menusukkan jarum tersebut bukan ke lipatan tangan, tempat biasanya kalau saya mendonor. Kali ini jarumnya menempel di pembuluh darah saya (yang hijau) yang terlihat jelas di permukaan kulit itu lho. Errr, untung darah saya nggak muncrat ke mana-mana pas ditusuk jarum gede tersebut pas di pembuluh darah yang gede itu >,<.

Seperti biasa, sembari menunggu darah saya diambil, saya kadang bengong, kadang nonton tivi, kadang liatin langit-langit, dan liatin hape aja sambil gerak-gerakkin jari-jemari di tangan kanan. Kayaknya donor kali ini tangan saya terasa agak kebas dan dingin boook... Jadi saya terus gerak-gerakkin jari-jari membuka dan menutup biar tangan saya nggak mati rasa. Untungnya saya juga tidak pernah mengalami pusing atau mual selama mendonor, anteng-anteng aja. Mungkin ditunjang dan tertolong banget ya karna punya body besar dan nafsu makan yang juga nggak kalah besar, hahaha :D.

Kira-kira lima belasan menit atau kurang, darah saya sudah selesai disedot. Petugas di samping saya mulai membenahi kantong darah dan mengambil 3 tube darah saya sebagai sampel guna diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Darah saya, begitu juga darah para pendonor lainnya akan diperiksa dengan lebih teliti lagi dan seksama sebelum nantinya darah tersebut diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Berhubung saya tidak pusing dan tidak mual, saya segera merapikan lengan baju dan diri lalu meluncur ke kantin untuk mengambil makanan yang disediakan PMI. Makanan yang disediakan PMI hari ini adalah mie rebus, telur rebus, multivitamin penambah darah, susu coklat, dan segelas air putih. Alhamdulillaaah... enak! Saya makan dong dengan lahap karna lapar :p

Setelah makan, saya keluar dan menemui Dini yang menunggu di resepsionis. Kami kemudian shalat (di mushala PMI yang kurang nyaman dan kecil di sebelah atm dekat gerbang masuk >,<) lalu naik angkot ke Kampung Melayu buat makan (lagi di PH, hahaha) lalu ngambil foto wisuda Dini di Myra Photography.

Alhamdulillah, Allah masih memberkahi saya kesehatan dan kekuatan sehingga hari ini saya bisa kembali sedekah darah. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan pada saya sampai saya tidak mampu lagi mendonorkan darah saya. Saya selalu berharap dan berdoa semoga darah saya sehat dan bermanfaat bagi yang membutuhkannya dan tidak terbuang karna rusak :p. Amiiin, amiiin...

Mari, jadikan donor darah sebagai gaya hidup!
KITA SEHAT, MEREKA SELAMAT

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Ngurus SKCK di Kota Padang

Kartu Kehadiran Seminar Skripsi

Sweet Marriage Proposal I love :)